Oleh: Laila, S. Ag.
Pesantren Qur'an Anamfal Cirebon mengadakan ta'aruf santri baru pada 23 Juli 2023. Salah satu pengisi acaranya adalah Ustadz Nur Kamil Al-Hafiz atau biasa disebut Ustadz Kamil, yang merupakan guru Tahfidz di Pesantren Qur'an Anamfal. Ustadz Kamil menyampaikan materi dengan tema "Mengapa Aku Bercita-cita Menjadi Hafidz Qur'an?"
Ustadz Kamil menceritakan bagaimana awal mula munculnya keinginannya untuk menjadi seorang Hafidz:
_"Di tengah pesona suara merdu para hafidz Al-Qur'an yang mengalunkan ayat-ayat suci di lingkungan pesantren, tumbuhlah cita-cita dalam diriku untuk menjadi seorang hafidz Al-Qur'an. Rasanya seperti mimpi yang menarik untuk meniti langkah kecil menuju tujuan mulia ini. Awalnya, kagumku terpancar dari teman sekelas yang rajin menghafal Al-Qur'an, dan dari sanalah aku mulai merangkak menggapai mimpi untuk menghafal seluruh kitab suci Allah."_
Ustad Kamil juga berbagi beberapa tips dan pengalamannya tentang bagaimana menjadi seorang hafidz Al-Qur'an yang baik. Tips-tips ini tidak hanya berlaku bagi yang ingin menjadi hafidz, tetapi juga bagi siapapun yang ingin mendekatkan diri kepada Al-Qur'an.
1. Niat yang Ikhlas
Segala sesuatu bermula dari niat. Menjadi hafidz Al-Qur'an haruslah dimulai dengan niat yang ikhlas karena Allah semata. Niat yang lurus akan menjadi pendorong utama dalam perjalanan menghafal Al-Qur'an. Dengan niat yang tulus, setiap langkah yang diambil akan menjadi ibadah yang berharga di sisi-Nya.
2. Tekun
Proses menghafal Al-Qur'an bukanlah perjalanan yang mudah, melainkan memerlukan kesabaran dan ketekunan yang tinggi. Tetap semangat dan tekun dalam menghadapi tantangan adalah kunci utama mencapai cita-cita menjadi hafidz Al-Qur'an. Jangan pernah menyerah meskipun terasa berat, karena setiap usaha yang dilakukan akan mendapatkan balasan dari Allah.
3. Istiqomah
Istiqomah atau konsisten dalam menghafal Al-Qur'an adalah pondasi yang kuat untuk mencapai kesuksesan. Selalu berpegang teguh pada jadwal dan rutinitas yang telah ditetapkan untuk menghafal dan mengulang-ulang ayat-ayat suci adalah langkah penting untuk mencapai tujuan tersebut.
4. Berdoa Supaya Dimudahkan Menghafalnya, Jangan Sampai Cepat Hilang
Berdoa supaya dimudahkan menghafal Al-Qur'an adalah langkah penting dalam proses menghafal kitab suci ini. Doa adalah sarana untuk memohon pertolongan dan kemudahan dari Allah SWT dalam mencapai tujuan kita. Dalam konteks menghafal Al-Qur'an, doa menjadi pendorong spiritual yang kuat untuk mendapatkan bimbingan-Nya dan kesuksesan dalam usaha kita.
5. Tawakkal
Setelah berusaha dengan maksimal, serahkan hasilnya sepenuhnya kepada Allah. Tawakkal adalah sikap ikhlas yang mengandalkan kekuasaan-Nya dalam mencapai apa yang diinginkan.
Al-Qur'an adalah sumber cahaya bagi kehidupan manusia. Mengapa kita harus selalu berinteraksi dengannya?
Pertama, mendengarkan Al-Qur'an saja sudah membawa rahmat dan keberkahan. Suara indah ayat-ayat suci melantun di telinga kita, membersihkan hati dan jiwa dari kotoran dosa.
Kedua, hanya melihat mushaf Al-Qur'an sudah dianggap sebagai ibadah. Melihatnya dengan hati penuh rasa takjub dan cinta kepada Allah akan memberikan pahala yang berlimpah.
Ketiga, membaca Al-Qur'an bahkan jika masih terbata-bata akan mendapatkan dua pahala. Satu pahala dari membaca Al-Qur'an dan pahala kedua dari usaha dan kesulitan yang dihadapi dalam membacanya.
Keempat, bagi mereka yang mahir membaca Al-Qur'an, akan mendapatkan kehormatan dikuburkan bersama Malaikat Syafarotil Kiromil Baroroh. Penghafal Al-Qur'an akan mendapatkan kehormatan tersebut.
Setiap huruf Al-Qur'an yang dibaca akan mendatangkan minimal sepuluh kebaikan dan bisa berlipat ganda. Bagaimana mungkin kita bisa menolak untuk selalu berinteraksi dengan Al-Qur'an yang membawa begitu banyak keberkahan?
Orang yang menjaga Al-Qur'an dengan kesetiaan akan diberkahi oleh Allah dengan cahaya dalam setiap sel otaknya dan seluruh anggota tubuhnya akan bersinar. Bacaan, hafalan dan pemahaman atas makna Al-Qur'an adalah jalan menuju cinta Allah.
Ibadah yang paling utama adalah membaca, menghafal, dan memahami makna Al-Qur'an. Keberkahan Al-Qur'an akan turun kepada mereka yang mencintainya dengan tulus.
Menghafal Al-Qur'an tidak mengenal batasan usia. Tidak peduli berapa usia kita, jika niat ikhlas dan tekad kuat, kita bisa mencapainya. Ada contoh sahabat Nabi yang menghafal Al-Qur'an di atas usia 40 tahun. Keyakinan dan usaha adalah kunci utama.
Demikian materi yang disampaikan Ustadz Kamil kepada santri-santri baru Pesantren Qur'an Anamfal, sebagai motivasi dan bekal awal para santri yang merupakan para calon Hafidz Qur'an.